Kamis, 07 Mei 2009

Mempersiapkan Anak Ke Dokter Gigi


Sejak pagi Mama Keitaro(3thn) telah bercerita macam-macam tentang perawatan gigi yang akan dilaksanakan sore ini. "Entar ada robot yang mau masuk ke gigi Kakak ya, bunyinya ngiiing...ngiiiing"
Sampai di klinik Dolphin Kei mau saja langsung menuju ke ruang periksa dan tanpa takut duduk di kursi gigi. Bagi Kei, kali ini adalah pengalamannya yang kedua setelah 2 bulan lalu, 4 Maret 2009 dirawat topikal aplikasi oleh drg Jacinta Pipin Sp.KGA.



Umumnya anak-anak yang datang ke Dolphin memang diberikan perawatan bertahap,selalu dimulai dengan kasus yang paling mudah atau jika anak masih terlalu takut, biasanya cuma diajak mengenal alat-alat periksa dan dibiarkan bermain di ruang tunggu anak yang didesain seperti taman bermain. Tujuannya agar anak-anak merasa akrab dulu hingga citra tidak ada citra 'seram' ke dokter gigi. Pendekatan ini cukup efektif karena cukup banyak anak yang malah meminta sendiri ke orang tuanya untuk dibawa periksa ke dokter gigi, "mau main" kata mereka.

Rasa percaya tumbuh setelah anak-anak merasa nyaman, hal inilah yang akan memudahkan tindakan perawatan demi perawatan pada anak-anak. Rasa percaya terhadap dokter, perawat yang melakukan tindakan perawatan merupakan faktor kunci lainnya dalam perawatan gigi anak.

Laporan pandangan mata oleh drg. Chindy Tan

Selasa, 05 Mei 2009

Papii ke Dokter Gigi yuuk...

"Papii..Papiii ke dokter gigi yuuk Pii", rajuk Jedy (2,5thn). Kemarin berulang-ulang Je meminta sendiri untuk ke dokter gigi. Sesampainya di Dolphin klinik Je langsung ke ruang bermain.



Setelah Je dibiarkan bermain beberapa saat, Je dibujuk ke ruang periksa. "Ayo Jee, giginya dihitung dulu yuuk...kursinya bisa naik turun tuh, ngeek..ngeek..ngeeek" bujuk Papa Je.
"Nanti ada senter besarnya lo, biar giginya kelihatan semua ya..ayo giginya boleh ya dihitung", timpal Mba Waji'.

"Abis diitung disikat, itulo pake sikat yang bisa muter...sek-seeek-seeek"
"Main apa to Je, aiih ternyata kangen sama mainannya yaa...ada permen gigi lo Je...yuk liat permennya yuuk,"bujuk drg Chindy
Setelah segala bujuk rayu, Je akhirnya mau ke ruang periksa.
Je milih duduk di kursi dokter gigi (karena ini merupakan pengalaman pertama Je ke dokter gigi, Je dikenalkan dengan beberapa alat yang digunakan untuk memeriksa giginya)
"Yo, giginya diliat ya, pake spion nih"...sambil mengambil dan menyodorkan kaca mulut
pada Je
"Biar terang pake senter ya", lampu kursi gigi dinyalakan dan diarahkan ke Je.
"Pake cermin Mini Mouse deh...dipegang sendiri cerminnya yuk ikut tante hiiii , biar giginya kelihatan"
Je kelihatannya sudah mulai menaruh rasa percaya dan mengikuti satu-persatu anjuran kami

Langkah untuk memulai perawatan
Setelah terlihat cukup nyaman dengan suasana dan alat-alat periksa, Je dibujuk pindah ke kursi gigi (dental chair).
Yo Je, duduk nyender yaa, giginya dibersihin pake sikat muter ya....Je di rumah sikatan pake pasta warna apa?"
purple, biruu ato pink?
"Piink" jawab Je lantang
"Nah, di sini pake yang ijo yaa...
"Ijo royo-royo Je, ayo ikut papa bilang Ijooo royo-royo!"
"Ido loyo-loyoo! teriak Je (whuallaaah serunya, hehe)



Demikianlah pendekatan-pendekatan'hommy yang dilakukan untuk menanamkan rasa percaya pada anak agar familiar dengan perawatan gigi dan segala peralatannya, sehingga tidak takut untuk menerima perawatan gigi. Je, adalah salah satu contoh bagaimana penanganan anak-anak di klinik Dolphin. Sebagai wujud salah satu komitmen klinik Dolphin Orthodontics and Dental Care dalam mempersembahkan perawatan yang ramah, hommy, dan kekeluargaan.

Laporan Sekilas Pandang oleh drg Chindy Tan (general practitioner in Dolphin Orthodontics and Dental Care)

Cermat Pilih Dokter Ahli Kawat Gigi



Artikel Terkait:
Sikat Gigi Aman
Gigi Ompong Tanda Cepat Tua
Pria Lebih Cuek Soal Kesehatan Gigi
3,86 Hari Hilang karena Sakit Gigi
Green Dentistry, Cegah Limbah Praktik Dokter Gigi
Jumat, 30 Mei 2008 | 11:38 WIB
MEMASANG kawat gigi sebagai upaya memperbaiki fungsi kesehatan dan estetika kini telah banyak dipilih. Namun begitu, minimnya pengetahuan masyarakat tentang kedokteran gigi kerap menimbulkan masalah. Tak sedikit ditemukan kasus malpraktik dari oknum dokter gigi atau orang yang mengaku kompeten dalam bidang gigi.

Untuk mengantisipasi adanya kerugian dalam hal praktik pemasangan kawat gigi, Ketua Umum Ikatan Ortodontis Indonesia (Ikorti) Prof Dr Eky Soeria Soemantri, SpOrt menyarankan masyarakat lebih cermat memilih pelayanan pemasangan kawat gigi. "Banyak dokter gigi atau orang yang mengaku ahli gigi yang sebenarnya tak kompeten melakukan pemasangan kawat gigi. Karena salah prosedur akibatnya bisa membahayakan pasien. Hati-hatilah dalam memilih perawatan," ujar Prof Eky di Jakarta, Kamis (29/5).

Supaya tidak salah pilih, kata Prof Eky, ada beberapa cara sederhana yang dapat dijadikan panduan. Yang paling mudah adalah mengetahui bahwa dokter yang berpraktik memiliki gelar spesialis ortodontis atau disingkat SpOrt. "Seorang dokter gigi harus menjalani pendidikan tambahan 3 hingga 4 tahun untuk mendapat gelar ini," ujarnya.

Ortodontis merupakan salah satu dari tujuh cabang kedokteran gigi. Yang tercakup dalam ortodontis adalah oklusi atau terkatupnya gigi geligi atau kedaan di mana gigi rahang atas bertemu rahang bawah. Kelainan oklusi (maloklusi) dapat dibagi menjadi tiga tingkat, mulai dari susunan tidak rata atau berjejal, gigi tonggos (overbite), hingga perkembangan rahang yang tak harmonis. Masalah-masalah seperti itulah yang bisa diatasi oleh seorang spesialis ortodontis.

Prof Eky menambahkan, dengan penanganan dokter spesialis yang tepat, tujuan pengobatan tentu akan bisa tercapai. Lama perawatan dan pemasangan gigi bervariasi, yakni 1-3 tahun dengan waktu kontrol setiap 3-5 minggu.

"Namun bila datang ke orang yang salah, tentu akibatnya bisa sangat bahaya. Jangan main-main karena dampaknya bisa seumur hidup. Kepala bisa pusing-pusing, gangguan pada rahang, dan biasanya lebih sulit diperbaiki," katanya.
Setiap bulannya, Prof Eky mengaku selalu menerima pasien yang harus diperbaiki atau dirawat ulang akibat kesalahan dalam praktik ortodontis. "Setiap bulannya saya menerima tiga hingga lima pasien dari sekitar 20 pasien yang mengalami salah perawatan," tandasnya.

sumber:http://202.146.4.17/read/xml/2008/05/30/11382772/cermat.pilih.dokter.ahli.kawat.gigi
Asep Candra

Kamis, 23 April 2009

Selayang Pandang Dolphin Orthodontics & Dental Care




Gigi Cantik Ala Dolphin

Siapa yang tidak bangga, punya gigi sehat dan cantik. Namun memiliki gigi putih, rapi, sehat dan cantik, butuh usaha. Sadar akan kebersihan gigi dan rajin memeriksakan gigi adalah kunci utama untuk mendapatkan gigi putih, rapi, sehat dan cantik.
Saat ini, untuk mempercantik gigi tidaklah sulit, karena ada banyak klinik gigi yang akan membantu kita. Salah satunya, yang berkualitas di Yogyakarta, adalah Dolphin Orthodontics and Dental Care. Klinik gigi ini terletak di jantung kota Yogyakarta, Jl Yos Sudarso no 27, Kotabaru, dan Jl. Magelang 101, sehingga mudah diakses dari mana pun.


Dolphin melayani semua perawatan gigi dan mulut dengan fokus pada masalah estetika gigi. Maka dari itu, Dolphin memberikan berbagai macam perawatan untuk mendukung segi estetik gigi, seperti :
Orthodontics (perapian gigi dengan kawat)
Estetics dentistry (tumpatan gigi)
Dental whitening (bleaching / pemutihan gigi)
Pembuatan prothesa gigi
Bedah mulut
Perawatan gusi dan jaringan pendukung gigi yang lain.
Selain itu, Dolphin juga didukung oleh team dokter yang solid dengan drg. Inge Santoso Sp.Ort sebagai senior consultant sekaligus pimpinan. Enam dokter tersebut memiliki spesifikasi masing – masing, yaitu 3 orthodontist (dokter gigi spesialis perapian gigi) , 1 pedodontist (dokter gigi spesialis gigi anak), 1 dokter gigi bedah mulut dan 1 dokter gigi umum. Dibantu dengan 6 perawat, team dokter Dolphin siap melayani pasien.
Dolphin juga dilengkapi dengan berbagai fasilitas seperti :
5 ruangan perawatan masing – masing dengan dental unit
ruang sterilisasi lengkap
digital dental radiography
ruang tunggu yang nyaman
interior ruangan yang cantik jauh dari kesan menakutkan
free hotspot dan lounge dengan perangkat komputer
ruang bermain anak
kantin sehat
tempat parkir yang luas
pasien dilayani by appointment, sehingga tidak menunggu terlalu lama
pojok konsultasi gigi dengan perangkat multimedia, sehingga mampu memberi wawasan yang lengkap dan mudah dimengerti pasien

Perawatan perapian gigi dengan kawat gigi (orthodontics) tidak berarti harus sakit dan tidak selalu harus dengan pencabutan beberapa gigi yang sehat. Kemajuan teknologi perawatan orthodontics saat ini sudah sangat pesat. Dengan Damon System, pasien merasa jauh lebih nyaman, rasa sakit diminimalkan, lebih higienis dan lebih cepat. Bahkan, pada kasus – kasus tertentu yang bila dirawat dengan teknik yang lama, dibutuhkan pencabutan gigi, dengan Damon System, hal tersebut dapat dihindari. Hasil perawatan pun lebih alami, sesuai dengan bentuk rahang masing – masing individu dan lebih stabil. Pencabutan gigi sehat hanya dilakukan bila pasien membutuhkan koreksi profil wajahnya. Kepada pasien, juga diajarkan dan dilatih cara membersihkan dan merawat kawat gigi, gigi dan jaringan lunak di dalam mulut selama perawatan kawat gigi. Pasien dapat mengetahui rencana dan hasil perawatan kawat gigi yang akan dicapai melalui analisa model gigi, foto gigi, foto wajah, dental radiography dan dibantu dengan software komputer khusus. Dengan diagnosa dan rencana perawatan yang tepat, akan dihasilkan perawatan perapian gigi yang maksimal.

Di Dolphin, pasien anak – anak ditangani oleh dokter gigi spesialis gigi anak (pedodontist) dan dimanjakan dengan ruang bermain yang nyaman lengkap dengan buku-buku, mainan edukatif, pojok sikat gigi dll. Secara periodik Dolphin menerima kunjungan dari berbagai playgroup dan TK untuk melatih anak – anak agar tidak takut untuk pergi ke dokter gigi. Ini merupakan wujud kepedulian Dolphin dalam upaya pencegahan kerusakan gigi di usia pertumbuhan anak – anak, agar mereka memiliki gigi yang sehat dan rapi sejak dini. Anak – anak diajak memperhatikan kebersihan gigi dan menghentikan kebiasaan buruk yang merugikan gigi-giginya.
Secara khusus, berkaitan dengan perawatan kecantikan gigi sebelum pernikahan, drg. Inge memberikan beberapa tips :
· check up gigi keseluruhan
· menindaklanjuti hasil check up dengan melakukan perawatan yang dibutuhkan
· dental cleaning (agar bau mulut lebih segar)
· dental whitening paling lambat 2 minggu sebelum hari H.
· memperhatikan makanan yang dikonsumsi. Memperbanyak mengonsumsi sayur dan buah – buahan, menghindari konsumsi makanan dengan pewarna non alam, kopi, dan rokok.
· Cobalah ini !
Teh hijau sangat bermanfaat bagi gigi. Teh hijau mengandung fluorin dalam jumlah yang cukup besar. Zat ini bisa bersenyawa dengan zat fosforus dalam gigi. Efeknya bisa menetralisir asam dan mencegah kerusakan pada gigi selain itu, teh hijau juga bisa mengurangi jumlah streptococcus mutans dalam rongga mulut yang merupakan biang keladi kerusakan gigi. Teh hijau pun efektif mengurangi bau mulut.
Jamur hioko sangat baik untuk melindungi gigi karena jamur ini mengandung zat letinan yang mengekang baksil mengeluarkan plak pada gigi.
Permen karet. Mengunyah permen karet yang bebas gula dapat meningkatkan sekresi ludah dan menetralkan asam dalam rongga mulut. Hasilnya, perusakan gigi pun terhindarkan.
Minum air putih. Seperti juga tubuh yang perlu disiram, air putih memberi kesegaran yang dibutuhkan gigi.
Seringkali di Dolphin, calon pasangan pengantin telah mempersiapkan penampilan, khususnya gigi, sejak 1,5 hingga 2 tahun sebelum hari H pernikahan. Mereka menginginkan perawatan perapian dengan kawat gigi (orthodontist) sehingga di hari H nanti, mereka memiliki senyum yang memikat.
Dolphin akan membantu calon mempelai dalam mempercantik gigi mereka di hari H. dolphin melayani setiap hari senin hingga jumat pk 11.00 – 19.00. Tunggu apalagi, percantik gigi di Dolphin.
Dolphin, we create your smile.